EKSPEDISI PANTAI RONGKANG | KWANYAR | MADURA



Sabtu Tgl. 03 Juni 2011 Jam 02.00 WIB, Tim NyapsaB.org [Pelestarian Nilai & Budaya Madura] berangkat menuju Pantai Rongkang yang terletak di Kecamatan Kwanyar, Kab. Bangkalan dari tempat berkumpul di warung "HONA" sekitar perempatan Alun-Alun kota Bangkalan. Pasukan yang terdiri dari "Moza Alim" [Ketua], Saya, "Garuda di Dadaku", "Ujo Terobsesi Artis" dan seorang cewek, "Iedha Khomzy" ditemani oleh pembimbing yakni "Hidrochin Sabaruddin" dan Penasehat "Agus Lempar". Dalam Ekspedisi kali ini kami tidak ditemani oleh "Dodi Retro" dan "Lutfi Firdaus" dikarenakan keduanya berhalangan oleh sebab yang bisa diterima oleh akal kami.

Sebelum berangkat, didahulukan dengan doa mengharap lindungan dari-Nya semoga dalam Ekpedisi kali ini kami dapat kembali berkumpul dengan keluarga masing-masing dan kamipun memulai perjalanan menuju Pantai Rongkang meskipun udara kala itu dinginnya serasa seperti kulit di akupuntur ribuan jarum hingga mengenai tulang. Sesampai di Jembatan Layang sebelum masuk tol Suramadu yang jaraknya kisaran 100M dari Pintu Masuk Jembatan Suramadu, kami menuju Jembatan layang Tol Suramadu melalui jalan kecil yg memang ada sejak Jembatan Suramadu dibangun. Pertengahan jalan kecil ada Portal beserta Penjaganya yang meminta sumbangan ala kadarnya yang kata Beliau untuk pembangunan jalan yang semula "bergoyang" menjadi tenang. Sampai di Jembatan Layang Kwanyar, Kami menuju rumah sahabat Pak Hisab [Hidrochin Sabaruddin] yaitu Bpk. Herry Gendam yang juga ikut menyertai kami. Sambil menunggu Beliau, Kami berfoto-foto ria diatas Jembatan Layang dengan latar Jembatan Suramadu meskipun alat pemotretan yang saya dan teman-teman gunakan dipenuhi "semut" jika digunakan pada malam hari. Tak lama kemudian, kami kembali untuk menjemput Bpk. Herry Gendam yang sudah siap dengan Jaketnya dan menjadi penumpang di sepeda motor Om Moza Alim yang kala itu memang sendiri dan kamipun melanjutkan perjalanan dengan melewati jalan yang begitu menantang dan terkadang kami memacu sangat pelan sepeda motor yang kami gunakan demi keselamatan.

Ditengah perjalanan Kami menanyakan ke orang-orang sekitar yang kami temui tempat dimana Pantai Rongkang berada. Komunikasipun terjadi, dengan berbekal informasi yang disampaikan orang tersebut, kami melanjutkan perjalanan dan mencari Pabrik Kepiting. Sebenarnya Pak Hisab mengetahui tempat masuk untuk menuju pantai Rongkang, tapi sedikit lupa karna itu terjadi beberapa tahun silam.

Pandangan lurus kedepan sambil sekali-kali lirik sana, lirik sana-sini mencari Pabrik Kepiting dan pada akhirnya Kami menemukan Pabrik Kepiting yang disekitarnya dikelilingi pagar besi dengan tinggi sekitar 2M. Pak Hisab turun dari tumpangan sepeda motor dan mengecek pintu masuk ke dalam Pabrik Kepiting, sayang pintu pagar terkunci. Beliau sejenak terdiam dan menerawang masuk kedalam masa lalunya kemudian Beliau bercerita kepada kami bahwa dulu Pintu Masuk Gudang Kepiting itu tidak pernah terkunci dan semua orang bebas masuk untuk menikmati indahnya Pantai Rongkang melalui Pintu itu. ya apa boleh dikata, dengan sedikit perasaan kecewa kamipun meneruskan perjalanan mencari tempat persinggahan untuk sekedar menitipkan sepeda motor Kami. Tak berselang lama, kami menemukan sebuah Masjid yang kondisinya masih dalam tahap pembangunan. Tanpa pikir panjang, kamipun menghampiri Masjid tersebut dan bertemu dengan penjaganya. Kemudian Pak Hisab menghampiri dan meminta ijin untuk menitipkan Sepeda Motor. Dengan sikap ramah, Penjaga Masjid mengijinkan Kami kemudian Beliau berlalu meninggalkan Kami dengan maksud menghidupkan irama "surga" untuk menyambut datangnya waktu subuh sekaligus mengumandangkan Adzan subuh.

Kamipun pergi meninggalkan Masjid serta sepeda motor dan meneruskan perjalanan menuju Pantai Rongkang dengan berjalan kaki sambil terus membayangkan indahnya tempat yang akan kami kunjungi. Dalam perjalanan, kami menyusuri sekaligus mencari jalan setapak untuk turun yang kondisinya pada saat itu tanah yang kami pijak relatif tinggi dari daratan pantai. Semak Belukar, Bebatuan dan Lampu Penerangan sedikit menghambat perjalanan Kami, hanya cahaya Blitz dari Handphone yang membantu kami untuk menyusuri Pantai sekaligus menghindar dari bebatuan yang menghalangi ditengah perjalanan.

Ditempat menginjakkan kaki, banyak jalan setapak terbentuk hasil dari pijakan orang-orang sekitar untuk sampai ke tepian pantai, kamipun mencoba mengikuti jalan setapak itu satu persatu. Kami kira 1 jalan setapak cukup membawa kami ke tepian pantai, tapi jalan pertama itu malah membawa kami ke tempat dimana jarak antara pijakan kami dengan dasar tepian pantai cukup curam, dengan sedikit perasaan kecewa kami meninggalkan tempat itu dan menyusuri lagi jalan setapak lainnya. dijalan setapak kedua juga sama dengan yang pertama, Bapak Pembina yaitu Hidrochin Sabaruddin yang menjadi pemandu kami dalam mencari jalan yang tepat kemudian berusaha turun dari tempat pijakan untuk mencoba mengetahui jarak antara pijakan kami dan dasar tepian pantai sambil berpegangan dengan salah satu anggota kami. Jalan kedua hampir sama dengan jalan pertama yaitu cukup curam untuk kami lewati dan kamipun terus mencari meskipun cahaya terbatas dan semak belukar menghalangi perjalanan kami untuk dapat sampai di tepian pantai. Jalan ketiga kami ikuti dan ternyata jalan itu makin lama makin tertutup semak belukar, kami memutuskan untuk tidak meneruskan mengikuti jalan itu dan mencari jalan setapak lainnya. Akhirnya tempat keempat kami menemukan jalan setapak menuju tepian pantai yang jalannya menurun dan cukup licin, Kami memutuskan untuk melewati tempat itu walau tak jarang ada anggota kami yang terpeleset meskipun pada saat itu kami saling berpegangan tangan. Perlahan, kamipun sampai di bibir Pantai Rongkang.

Perasaan senang, takjub begitu membara di hati takkala mencapai lokasi. Deburan Ombak begitu lekang di telinga walau gelap tetap menyelimuti seiring dinginnya hawa pagi. Rasa capek yang gemar menerpa jasmani saat perjalanan, tak terasa menghilang di kikis suara gemericik air laut yang silih berganti menyentuh tepian pantai. Senang rasanya bisa sampai di tepian Pantai.

Tak begitu lama menyatukan hati dan alam, Vinil yang kami bawa kemudian di hamparkan untuk sekedar beristirahat sambil bercengkerama dan sebagian anggota Tim nyapsab menyiapkan api unggun untuk penerangan sekaligus membakar ubi yang dibawa untuk dinikmati sebagai camilan hangat disaat dinginnya udara pagi. Anggota Kami yang lain mengeluarkan beberapa camilan dari dalam tas-nya, begitu pula Om Agus Lempar dengan tas jinjingnya mengeluarkan Mug yang berisi Air Kopi untuk dinikmati bersama para sesepuh yaitu Pak Hidrochin Sabaruddin dan Pak Herry Gendham. Sembari Para sesepuh bercengkrama dan menunggu matahari keluar dari tempat peraduannya, kami para pemuda-pemudi mengabadikan kegiatan Tim Nyapsab di pantai Rongkang. Cepret sana, Cepret sini walau hasil dari kamera HP kurang memuaskan di malam hari dengan hadirnya banyak "semut" pada gambar yang kami potret. Beruntung Moza Alim [Ketua] mempunyai Kamera Digital yang dia pinjam dari temannya, alhasil gambar yang diperoleh cukup memuaskan meskipun hari masih gelap.

Tak terasa suara surga terdengar jelas di telinga Kami, waktu subuh telah tiba. Satu persatu Kami bergantian menghadap kepada-Nya. Selesai Sholat, Kami tetap di tempat peristirahatan dan menyingsingkan celana masing-masing sambil menunggu Matahari muncul dari singgasananya. Ketika Matahari mulai menampakkan sinarnya, kami mulai mengekplorasi sekitar Pantai Rongkang. Mas Agus dan Bpk Hisab berjalan menuju arah timur sedangkan saya dan Om Moza Alim ke sebelah barat
mencari kitab suci. Adapun Tim yang lain yaitu Om Sapta, Om Ujo dan Mbak Ida mengekplorasi disekitar tempat peristirahatan kami. Sedangkan Pak Herry Ghendam tetap pada posisinya yaitu setia menjaga perbekalan yang kami bawa. Di tempat saya dan Om Moza, nampak Jembatan Suramadu yang begitu indah yang merupakan landmark masyarakat Madura khususnya Kabupaten Bangkalan. Melihat begitu indahnya Jembatan Suramadu dari arah kami berpijak, Penyakit Narzizme anak muda mulai menghinggapi saya dan Om Moza, tanpa pikir panjang kami berdua berfoto ria dengan latar jembatan suramadu. Puas berfoto ria dan explorasi di sebelah barat, kami kembali ke tempat peristirahatan dan melanjutkan perjalanan ke arah Om Agus serta Pak Hisab yang berada tepatnya di sebelah timur. Pak Hisab dengan posisi serius mengamati tiap sisi tebing dan sesekali mengabadikannya dengan HP n91 yang cukup unik sedangkan Om Agus juga sibuk mengabadikan keadaan sekitar sambil sesekali mengaktifkan Photo Timer agar dirinya terlihat nampang dari hasil jepretan foto alam Pantai Rongkang.

Matahari mulai meninggi, air lautpun juga mulai pasang. Kamipun memutuskan untuk segera mengakhiri eksplorasi, menata kembali bawaan dan membersihkan sampah-sampah hasil dari makanan serta minuman kami, ini semua dilakukan untuk menjaga kebersihan di Pantai Rongkang. kemudian kami melanjutkan ekspedisi ke rumah Pak Klebun [Kepala Desa] Kwanyar sekedar silaturahmi mencari informasi potensi wisata di daerah Kwanyar. Sambil berjalan kaki dengan tenaga seadanya, kami menuju masjid tempat di mana kami menitip sepeda motor. sebelum sampai dimasjid tersebut, kami bertemu dengan sekumpulan orang-orang di sekitar masjid. Pak Hisab yang merupakan Penasehat kami, memulai pembicaraan dan menjelaskan maksud serta tujuan kami datang ke daerah Kwanyar. Mereka terlihat antusias dan salut atas kegiatan kami serta mendukung agar terus aktif dalam rangka Pelestarian Nilai & Budaya Madura.



Dokumentasi Pantai Rongkang - Kwanyar - Madura





Peta Pantai Rongkang, Kwanyar, Madura

Peta Kwanyar

Tim NyapsaB.org "Ekspedisi Pantai Rongkang | Kwanyar | Madura"
- Hidrochin Sabaruddin
- Agus Lempar [http://www.aguslempar.com]
- Raden Putra Keraton Cakraningrat [http://tretans.com]
- Iedha Khomzy
- Garuda di dadaku [http://cuapsqt.blogspot.com]
- Herry Gendham
- Ujo Terobsesi Artis
- Moza Alim

lebih lanjut:
http://www.pulaumadura.com/2015/08/obyek-wisata-pantai-rongkang-di-kwanyar.html

Share this